Balik Tangan Kala Tolak Bala

Oleh: Ocit Abdurrosyid Siddiq MediaBantenCyber.co.id – (MBC) Banten, Pagi ini saya menjadi bagian dari makmum sholat idul adha yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Daar el Qolam Gintung. Ribuan jamaah gabungan antara santri dan masyarakat sekitar membaur.____________Baca Juga : Miris, Bocah 10 Tahun di Solear Menderita Sakit Pembengkakan pada Perut Butuh Uluran Tangan

Walaupun pemerintah dan ulama menghimbau agar tempat ibadah tidak dipakai untuk salat id berjamaah, demi mencegah penyebaran virus corona, alhamdulillah kami dapat melaksanakan sholat id secara tertib, dengan tetap menerapkan prokes.

Usai salat id, kami khusyu menyimak khutbah yang disampaikan oleh salah satu pengajar di ponpes ini. Temanya tentang sifat munafik. Mengupas perilaku inkonsisten yang menerpa umat. Khutbahnya syarat muhasabah.

Usai khutbah, kami kami berdiri dan saling menyampaikan permohonan maaf. Dengan cara salaman. Salaman era prokes, tanpa jabatan, tanpa sentuhan. Cukup dengan merapatkan kedua telapak tangan.

Di antara jamaah yang bersalaman, tetiba ada seseorang bertanya, “Pak, tadi saat sholat, kenapa tidak membalikkan tangan ketika qunut nazilah dibacakan?”. Saya agak tersentak mendapat pertanyaan ini.

“Mang, saya tidak bisa jelaskan disini. Nanti kalau sudah tiba di rumah, usai buka, usai nyantap gemblong dan semur, insya Allah akan saya tulis. Nanti saya kirim via WhatsApp. Assalamualaikum..”

Baca Juga : Gali Potensi Dunia Lukis Tangan, Neviya Henna Art Buka Kelas Privat Pelatihan

Di kalangan penganut madzhab Syafii – madzhab yang dianut oleh umat Islam di Indonesia, qunut nazilah menjadi ritual yang tidak terpisahkan dalam sholat subuh.

Di samping penganut madzhab Syafii, umat Islam di Indonesia lainnya kadang melakukan qunut nazilah pada pelaksanaan sholat jumat dan atau salat id.

Menyelipkan doa qunut nazilah pada sholat jumat atau salat id, tersebab terjadi peristiwa luar biasa, baik karena bencana alam, wabah penyakit, atau tragedi kemanusiaan.

Misalnya, di tahun 1990-an, ketika saya masih kuliah, setiap sholat jumat selalu menambahkan dengan qunut nazilah, sebagai wujud bantuan dan dukungan bagi pertahanan muslim Bosnia Herzegovina dari pembantaian Serbia.

Sekarang, sudah lebih dari satu tahun, sholat jumat yang saya menjadi bagian jamaah di dalamnya, selalu melakukan qunut nazilah. Sebagai wujud permohonan kepada Allah SWT agar kita terbebas dari pandemik corona.

Qunut nazilah tidak dilakukan, bila “badai itu sudah berlalu”. Tidak lagi dilakukan, ketika Slobodan Milosevic menghentikan serangan. Bisa jadi, qunut nazilah tidak lagi menjadi bagian dari sholat jumat, ketika pandemi berakhir.

Pada celoteh kali ini, saya tidak bermaksud mengupas perkara perdebatan qunut nazilah. Karena perkara itu sudah lewat dan sudah usai. Yang menarik justru gesture kita ketika membaca atau dibacakan qunut nazilah.

Anda pernah lihat, kalau qunut nazilah dilisankan oleh imam, seluruh makmun mengangkat tangan. Tangan yang telapak tangannya menghadap ke atas. Ketika bacaan tolak bala, serentak membalikkan tangan.

Baca Juga : 3 Tahun Derita Kelumpuhan, Junaidi Warga Cisoka Butuh Uluran Tangan

Bisa jadi, anda bukan melihat. Tapi juga melakukannya. Lazimnya berdoa, yang adalah permohonan seorang hamba kepada Khalik, dengan menengadahkan tangan. Mengapa kala tolak bala tangan turut berbalik? Apakah itu gesture menolak.

Sejatinya, perbedaan itu merujuk kepada keterangan yang tertuang dalam hadits. Ada hadits yang keluar langsung dari lisan Nabi Muhammad SAW. Ada juga hadits yang merupakan simpulan sahabat atas tindakan beliau.

Membalikkan tangan kala tolak bala pada qunut nazilah, bersumber dari simpulan sahabat atas tindakan Nabi Muhammad SAW. Pendapat ini semakin menguat ketika banyak para ulama mengulas dan membenarkannya.

Baca Juga : Masyarakat “Kekeh” Tolak Geothermal, Pemerintah Daerah Jangan Lepas Tangan

Rujukannya adalah hadits berikut : “Bahwasanya Nabi pernah memohon hujan, lalu beliau menunjuk dengan kedua punggung tangannya menghadap ke arah langit”. Inilah kemudian yang dijadikan dasar membalikkan tangan kala tolak bala ketika qunut nazilah dipanjatkan.

Sementara, ada hadits lain yang keluar langsung dari lisan beliau, yang berbunyi : “Apabila kamu minta kepada Allah maka mintalah kepadaNya dengan perut telapak tangan kalian. Janganlah kalian meminta kepadaNya dengan punggung telapak tangan”.

Bahwa masing-masing cara memiliki rujukan, itu ada benarnya. Karena yang pertama merupakan simpulan sahabat, sementara yang kedua keluar langsung dari lisan Nabi, maka saya mah memilih cara kedua.

Saya tetap menghadapkan telapak tangan ke atas ketika doa tolak bala dipanjatkan dalam qunut nazilah, pada pelaksanaan sholat jumat dan salat id. Karena bisa dipastikan dalam kedua sholat itu ada pada posisi makmum.

Sementara pada sholat subuh, jangankan balikkan tangan, qunut nya juga kagak, hehe…(red)

Penulis adalah Santri Kampung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hello
Can we help you?
.