KOTA TANGERANG – MBC || Peristiwa tenggelamnya Bocah malang yang bernama Muhamad Husen pada Jumat, 23 Agustus 2019 lalu sangat membekas dan melukai Perasaan terkhusus warga Kota Tangerang.
Hal ini menjadi cerminan bagaimana Arief R Wismansyah selaku Wali Kota Tangerang yang tidak becus dan Inkonsisten dalam merealisasikan janji Politiknya diantaranya memberikan Pelayanan yang maksimal untuk Masyarakat Tangerang secara maksimal.
Sebagai Wali Kota, Arief juga dinilai sering memberikan contoh tidak terpuji kepada bawahannya. Faktanya dalam kurun waktu 3 bulan ke belakang banyak sekali perilaku Arief yang Kontroversial dan tidak berkaitan dengan Kesejahteraan masyarakat.
Menjadi perhatian khusus bagi Septian Prasetyo, Direktur Eksekutif LBH Posko Perjungan Rakyat (Pospera) Banten, potret ketidakbecusan dan gagalnya Arief sebagai Wali Kota dalam membangun Karakter dan Mental jajaran serta bawahannya bisa dilihat dari matinya Nurani para Pelayan publik di sektor Kesehatan salah satunya dengan sengaja melakukan Pembiaran terhadap seorang Paman yang menggotong Jenazah keponakannya yang meninggal akibat tenggelam di sungai Cisadane berdua bersama temannya. Penolakan itu, berdasarkan hanya karena terbentur dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinkes Kota Tangerang yakni peruntukan hanya untuk orang sakit saja.
“Jika bertentangan dengan Moralitas harusnya bisa dibentuk Diskresi atau Pengecualian, Puskesmas sebagai Perpanjangan tangan dari Negara seharusnya dengan Sigap memberikan Pelayanan yang Maksimal bagi Rakyat yang membutuhkan,” kata Septian saat memberikan rilis tertulisnya kepada redaksi, Minggu (25/8/2019).
Menurut Septian, hal seperti ini sering terjadi di Kota Tangerang, namun ini yang paling Parah dan sangat melukai Perasaan warga Kota Tangerang, ditengah gencarnya Pemerintah Pusat dalam mengkampanyekan kesetaraan sesama manusia Pemkot Tangerang malah melakukan tindakan berkebalikan.
“saya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat terutama Kawan – kawan Mahasiswa untuk Bersama – sama mengkosolidasikan, dan membangun kesadaran kolektif yang kemudian di lanjutkan dengan Penyampaian aspirasi secara massive,” imbuhnya.
Senada, Rosyid Warisman, Sekjen Forum Aksi Mahasiswa (FAM) Tangerang juga menyayangkan sikap dari pihak Puskesmas Tangerang yang tidak mengedepankan Nilai – nilai kemanusiaan dalam bekerja, dengan adanya persoalan seperti ini tergambar jelas bagi kita semua bagaimana Pemkot Tangerang memberlakukan masyarakatnya.
Kejadian tersebut menjadi kontradiktif bagi kota yang berjuluk Akhlaqul Karimah ini. Bagaimana tidak, Wali Kota Tangerang yang Notabane nya juga sebagai Pengusaha bergerak di bidang rumah sakit selama ini, lebih banyak Pencitraan daripada membangun kesetaraan.
“Hal itu tergambar jelas saat ada salah satu warga yang ditelantarkan selama satu jam setengah oleh Puskesmas Tangerang dan terpaksa membawa pulang dengan membopong keponakannya yang meninggal dunia akibat tenggelam di sungai Cisadane,” tutur Rosid saat memberikan keterangan Via telpon seluler, Minggu (25/8).
Aktivis Mahasiswa ini berencana akan melakukan Penggalangan koin untuk membeli mobil ambulance, nantinya untuk Pelayanan masyarakat Kota Tangerang secara gratis.
“Kami juga turut berduka cita Sedalam – dalamnya dan akan melakukan Penggalangan koin ambulance yang apabila sudah terkumpul akan diberikan kepada Wali Kota Tangerang beserta jajarannya,” tandasnya (Ren).