Salim Hutajulu Tokoh Demonstran Peristiwa Malari 1974: Gibran Tidak Punya Etika dan Sopan Santun

waktu baca 2 menit
Selasa, 23 Jan 2024 01:12 0 7 Redaksi

MediaBantenCyber.co.id(MBC) Jakarta, Pegiat politik dan demokrasi Salim Hutajulu mengecam ulah cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang kurang memiliki etika, dan pengendalian diri. Dia kurang memiliki sopan santun kepada orang yang lebih tua.

Dia menyatakan hal itu kepada awak media pada Senin (22/01/2024) untuk menilai jalannya debat Cawapres semalam. Akhirnya, perbincangan tidak pada esensi debat tetapi pada kepatutan, dan etika.

“Di samping kurang etika Gibran juga melakukan kebohongan publik. Ketika menjawab Mahfud MD, dan Gus Imin, dia menyatakan Food Estate tidak gagal tetapi waktunya kurang lama. Ini kan kebohongan. Berbagai indikator menunjukkan proyek itu gagal,” kata salah seorang tokoh peristiwa Malari tahun 1974 tersebut.

Baca Juga : Elektabilitas Prabowo Makin Tergerus Oleh Gaya Gibran

Di samping itu, Gibran tidak patuh kepada keputusan KPU RI. Dalam debat terdahulu dia mengajukan pertanyaan menjebak kepada Gus Imin. Dia mengajukan singkatan yang tidak umum. Karena itu KPU RI membuat keputusan bahwa kalau ada pernyataan singkatan atau tidak umum, penanya harus menjelaskan istilah itu.

“Sayangnya, itu diulang lagi dalam debat kedua. Karena itu Mahfud MD jengkel, dan menyatakan itu pertanyaan itu recehan. Itu jelas menunjukkan kurang etika, dan sopan santun,” tegas Ketua Senat Mahasiswa FISIP UI tahun 1973 itu.

Beri Peringatan

Salim mengharapkan KPU RI memberikan peringatan kepada anak sulung Jokowi itu. Hal semacam itu harus dipagari agar tidak dilanggar sesukanya.

Baca Juga : Gibran_Pintu Ambruknya Jokowi

Dia memberikan nilai positif kepada Gus Imin. Sindiran tentang ijazah palsu, dan anak SD jelas itu diarahkan kepada Gibran, dan Jokowi. “Itu pukulan yang menyakitkan untuk Gibran sehingga dia tidak mampu untuk menjawab,” katanya.

Gibran pun tidak bisa menjawab pertanyaan Mahfud MD tentang janji Persiden Jokowi yang tidak akan melakukan impor tetapi kenyataannya dia melakukan impor di seluruh komoditi.

“Saya setuju pernyataan Majalah Tempo bahwa Gibran itu anak haram demokrasi. Itu terlihat di debat semalam,” demikian Salim Hutajulu.(BTL)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

LAINNYA
Open chat
Hello
Can we help you?