MediaBantenCyber.co.id – (MBC) Kota Tangerang Selatan, Dalam upaya memberikan pemahaman kepada warga masyarakat khususnya umat muslim Kota Tangerang Selatan tentang ekonomi umat Islam, Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tangsel, Kamis (05/11/2020) pagi, menggelar kegiatan Workshop Bahtsul Masa’il Ekonomi Islam. Kegiatan tersebut berlangsung di aula lantai 2 gedung pelayanan keagamaan MUI Tangsel di jalan raya Siliwangi Pamulang yang diikuti oleh peserta dari pengurus MUI Kota Tangsel, pengurus MUI tingkat Kecamatan se- Kota Tangsel, pengurus kantor Kemenag dan juga pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tangsel. Panitia Kegiatan tersebut mengundang dua orang narasumber dalam kegiatan tersebut, diantaranya M Reza Artha selaku Direktur Bank Infak.
Tampak hadir dalam kegiatan Bathsul Masa’il, Ustadz H Abdul Rozak SAg MA selaku Kepala Kantor Kementerian keagamaan (Kemenag) Tangsel sekaligus membuka acara tersebut, Ketua MUI Kota Tangsel KH M Saidih SAg, Ustadz H Salbini Lc selaku penasehat kegiatan serta Ustadz Ujer Purnomo selaku Sekretaris acara.

Kepada MediaBantenCyber.co.id di lokasi acara, Ketua Panitia kegiatan Workshop Bahtsul Masa’il Ekonomi Islam MUI Tangsel Dr (C) Masruri MM, yang juga saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Kota Tangsel dan sekaligus mengajar sebagai Dosen FEB Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Kota Tangerang serta Ketua FKMMT Kota Tangerang, mengatakan bahwa sadar akan kedudukannya seorang muslim sebagai hamba Allah dan peranannya sebagai Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tangsel, mempunyai tanggung – jawab moril untuk membina umat dalam rangka “Amar ma’ruf nahi munkar”.
Dan pengabdian MUI khususnya Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat yang tertuang dalam program kerja, yaitu sebagai pengawal bagi penganut agama Islam untuk memberikan edukasi serta bimbingan kepada umat akan pentingnya mewujudkan perekonomian yang Islami, maka hal tersebutlah yang mendasari digelarnya kegiatan Workshop Bahtsul Masa’il Ekonomi Islam MUI Tangsel guna memberikan jawaban kepada umat dalam rangka pemberdayaan ekonomi umat.

“Kegiatan ini dalam rangka melaksanakan pelatihan ekonomi Syari’ah dan juga guna mendorong terealisasinya ekonomi Syari’ah di tengah masyarakat Tangsel. Kegiatan ini juga merupakan bentuk sosialisasi dan pemahaman kepada umat tentang pentingnya untuk mewujudkan perekonomian yang Islami kepada umat khususnya warga masyarakat di Kota Tangsel yang beragama Islam,” tandas Dr (C) Masruri, Ketua panitia acara Bathsul Masa’al MUI Tangsel.
Sementara itu, Ustadz H Abdul Rozak selaku Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tangsel yang berkesempatan membuka acara tersebut, dalam sambutannya mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi dan sangat menghargai inisiasi yang dilakukan oleh MUI Kota Tangsel dalam menggelar acara Bathsul Masa’il. Dirinya juga berharap agar kegiatan yang sangat baik tersebut akan menghasilkan rekomendasi kepada Pemkot Tangsel dalam hal ini kepada Walikota Tangsel untuk dapat mengimplementasikannya secara nyata tentang ekonomi Syari’ah di tengah warga masyarakat Tangsel.

“Kegiatan ini seolah mendaur ulang kembali ingatan memori kita akan motto Kota Tangsel yang Cerdas, Modern dan Religius. Kita berharap pemkot Tangsel akan dapat secara utuh mengimplementasikan dan mewujudkan secara nyata tentang salah satu motto Kota Tangsel tersebut di dalam kehidupan nyata sehari – hari warga masyarakat Tangsel melalui penerapan ekonomi Syari’ah. Dan langkah pertama yang harus dilakukan oleh Pemkot Tangsel adalah dengan mendirikan Bank Tangsel Syari’ah,” tandas Ustadz H Abdul Rozak.
Di tempat yang sama, Ketua umum Majelis Ulama Kota Tangsel KH M Saidih SAg, sambiil berseloroh menyatakan bahwa dirinya jujur mengakui kurang memahami tentang perekonomian Syari’ah. Untuk itu, dirinya berharap para pakar dan ahli ekonomi Syari’ah yang menjadi narasumber bersama peserta workshop Bahtsul Masa’il dapat memberikan rekomendasi untuk dapat mengimplementasikan secara nyata penerapan ekonomi Syari’ah kepada umat Islam di Kota Tangsel.
“Terus terang saya bukan ahlinya dalam hal ekonomi Syari’ah ini, dan saya berharap para narasumber yang diundang dan ahli perekonomian Syari’ah ini dapat memberikan rekomendasi dan mengimplementasikan secara nyata kepada umat di Kota Tangerang Selatan tentang sistem ekonomi Syari’ah yang Islami ini,” tegas KH Saidih.
M Reza Artha selaku narasumber dan pakar sistem perekonomian Syari’ah yang juga Direktur Bank Infak, saat menyampaikan paparannya tentang ekonomi Syari’ah berharap, momen di masa pandemi dan pasca pandemi Covid-19 ini akan menjadi momen untuk kebangkitan sistem perekonomian Syari’ah di Indonesia. Dirinya juga mengajak kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk mengkoreksi diri mengapa ekonomi Syari’ah di Indonesia selama 30 tahun mulai dirintis yang ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat, tidak dapat berkembang dan bisa dikatakan gagal dengan ditutupnya Bank Muamalat tersebut.
“Bank Syari’ah di Indonesia saat ini pertumbuhannya hanya dapat berkembang 9 persen saja dibandingkan bank – bank Kapitalis yang tumbuh di Indonesia. Sangat miris sekali, rakyat Indonesia yang 90 persen jumlahnya dan merupakan negara berpenduduk terbesar di dunia saat ini, tapi perekonomian Syari’ah sangat minim dan sangat kecil sekali. Perekonomian Indonesia saat ini sangat tergantung dengan geliatnya ekonomi “9 Naga”. Para pengusaha muslim Indonesia seperti Aburizal Bakrie dan juga Ahlan Tanjung belum dapat berbuat yang signifikan untuk dapat bersaing dengan para pengusaha Kapitalis Sembilan Naga tersebut. Ini yang harus kita pikirkan dan evaluasi bersama, mengapa bisa seperti itu?,” pungkasnya. (BTL)
Tidak ada komentar