Oleh : Ustadz Edhie C Soehardi
MediaBantenCyber.co.id (MBC), Jakarta-
Dalam beberapa riwayat, diantaranya hadits Tirmidzi, disebutkan bahwa, “Setiap Nabi itu memiliki Telaga, dan mereka saling membanggakan telaga milik siapa yang paling banyak pengunjungnya. Dan Rasulullah Saw berharap pada umatnya agar Telaga Beliau-lah yang paling banyak pengunjung nya.
Menurut pandapat yang shahih dalam kitab; Rahasia Kematian, Alam Akhirat, dan Kiamat – al-Qurthubi, dijelaskan bahwa Nabi Saw itu memiliki dua buah telaga. Yang pertama terletak sebelum Jembatan yang menghubungkan antara Surga dan Neraka. Dan yang kedua terletak di Surga. Keduanya dinamakan Telaga al-Kautsar.
Nabi Saw bersabda:
“Sungguh aku memiliki telaga yang luasnya bagai antara Eliya (Baitul Maqdis) dan Ka‘bah. Atau perawi mengatakan, antara Eliya dan Shana‘a (Yaman). Airnya lebih Putih Dari Susu dan Lebih Manis Dari Madu. Di sana banyak wadah sebanyak bintang di langit. Membentang kepadanya dua aliran dari surga. Yang satu aliran dari Perak. Yang satu dari Emas. Siapa pun yang meminum airnya tidak akan haus lagi selamanya,” (HR. Abu Ya‘la & Ibnu Hibban)
Dari hadits di atas, tergambar bahwa Telaga Rasulullah Saw sangat luas seperti luasnya antara Baitul Maqdis dan Makkah. Panjangnya sama dengan lebarnya. Warna airnya lebih putih dari air susu. Rasanya lebih manis dari madu. Gelas-gelasnya bertebaran sebanyak bintang di langit. Telaganya dialiri oleh dua aliran dari surga. Siapa pun yang meminumnya tak akan merasa haus lagi.
Menurut riwayat ‘Imam Atha’, telaga inilah yang dimaksud dalam Surah Al-Kautsar, sebuah telaga yang diberikan ALLAH kepada Rasulullah Saw di Surga. Hanya saja, riwayat lain menyebutnya Bukan Telaga, melainkan Sungai. Wallahu A`alam.
Dalam hadits lain disebutkan,
Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abi Maryam, telah menceritakan kepada kami Nafi’ bin Umar dari Abi Mulaikah berkata, bahwa Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah Saw bersabda : Telagaku luasnya seperti Satu Bulan Perjalanan, Airnya Lebih Putih Daripada Susu, Baunya Lebih Harum Dari Minyak Misk dan Cangkir-Cangkirnya (sebanyak) Bintang di Langit. Barangsiapa yang minum dari telaga tersebut, dia tidak akan haus selamanya (HR. Bukhari)
Begitulah kiranya gambaran Telaga Kautsar Nabi Saw yang di riwayatkan menurut hadits bahwa kelompok pertama yang akan mendatanginya adalah Fakir Miskin kaum Muhajirin yang pakaiannya kotor, yang kepalanya kusut masai, yang tidak menikah dengan wanita-wanita yang hidup sejahtera, dan Fakir Miskin lainnya yang sabar menerima menghadapi Kefakirannya sebagaimana yang di sabdakan Beliau Saw: “Orang yang pertama kali mendatanginya (telaga) untuk menemuiku adalah orang-orang Fakir dari kalangan umatku,” (HR Abu Dawud).
Namun kemudian sekalipun banyak manusia yang akan mendatanginya, Hanya Sedikit Yang Bisa Meminum Airnya. Bahkan ketika mendekati saja ada yang diusir oleh para Malaikat, termasuk di antaranya ada beberapa sahabat Nabi Saw sendiri. Lalu Siapakah mereka yang berhasil meminum air telaga tersebut, dan siapa pula yang terusir ?
Dalam Al-Qur`an dan rangkuman berbagai Hadits Nabi Saw, disebutkan bahwa orang-orang yang Bisa Memanfaatkan Air Telaga Nabi Saw tersebut di antaranya adalah:
1. Orang yang Berpegang Teguh pada Al-Qur`an dan Sunnah Rasul-NYA – Firman ALLAH SWT: “Dan tidaklah patut bagi Laki-Laki yang Mukmin dan tidak (pula) bagi Perempuan yang Mukmin, apabila ALLAH dan Rasul-NYA Telah Menetapkan Suatu Ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al-Ahzab: 36)
Sabda Nabi Saw:
“Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya pasti tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-NYA.” (HR Muslim, Ahmad, dan lainnya)
“Sungguh, aku meninggalkan dua hal penting di tengah kalian sesuatu yang jika berpegang pada keduanya, kalian tidak akan tersesat sepeninggalku. Yang satu lebih besar dari yang lain. Pertama, Kitab ALLAH, sebuah tali panjang dari langit ke bumi. Kedua, Keturunanku Ahli Baitku. Ketahuilah, keduanya takkan terpisah sampai Keduanya Melewati Telagaku,’” (HR Imam Ahmad dari Abu Said Al-Khudri ra).
Sebagian dari para Ulama menjelaskan makna “keduanya tidak akan terpisah”, maksudnya selalu saling menafsirkan dan saling menjelaskan. Oleh karena itu orang-orang yang paham tentang Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, pasti mereka yang paling paham terhadap makna Al-Qur’an. Umar bin Khattab mengatakan:“Sesungguhnya orang yang memahami Sunnah Rasulullah Saw dialah yang paling paham tentang Makna Kitabullah.”
Ibnu Katsir Rahimahullah menyampaikan: “Semua pengertian di atas itu benar dan semua makna di atas itu saling terkait. Siapa yang mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti sahabat sesudahnya yaitu Abu Bakar dan Umar, maka ia telah mengikuti kebenaran. Siapa yang mengikuti kebenaran, berarti ia telah mengikuti Islam. Siapa yang mengikuti Islam, berarti ia telah mengikuti Al-Qur’an (Kitabullah), itulah tali Allah yang kokoh. Itulah semua ash-shirothol mustaqim (jalan yang lurus). Semua pengertian di atas itu benar saling mendukung satu dan lainnya. Walillahil hamd.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:213) Semoga bermanfaat … Wass … EDH. Bersambung …..(TP)
Tidak ada komentar