Dorong Ekonomi Kerakyatan, APKLI Provinsi Banten Bangun Kemitraan Bersama Bank BJB

waktu baca 2 menit
Selasa, 10 Sep 2019 17:43 0 269 Redaksi

KABUPATEN TANGERANG – MBC || Demi mengentaskan stigma buruk untuk pedagang kaki lima serta bertujuan membangun ekonomi kerakyatan usaha kecil menengah. Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) DPW Provinsi Banten tengah menjalin kerjasama dengan Bank BJB Kanwil Banten.

Kerjasama yang akan tertuai di nota kesepahaman untuk bersedia memberikan pinjaman tanpa agunan kepada para pedagang yang tergabung di APKLI Provinsi Banten.

Pimpinan Group UMKM Bank BJB Kanwil Banten, Anton Nuswantara merespon positif presentasi program besutan APKLI, dalam hal penawaran para pedagang untuk menjadi mitra KUR Bank BJB.

Menurut Anton, ini bagian misi yang baik, untuk memberdayakan masyarakat yang ekonominya lemah dan memberikan edukasi agar masyarakat berjiwa usaha. Makanya, APKLI mencari Bank yang mau diajak kerjasama.

“Terkait program ini kan sebetulnya rencananya kan pola kemitraan antara pihak bank atau lembaga keuangan dengan mitra usahanya,” terang Anton kepada mediabantencyber.co.id, Selasa (10/9/2019).

Secara prinsip, dijelaskan Anton pihak perbankan membuat program yang sama. Artinya, ia pun berharap akan terlaksana dengan baik di tahap pertama diadakan Rabu (11/9) besok, yakni memberikan edukasi kepada pedagang untuk pengelolaan keuangan.

“Program di perbankan sama. Mudah – mudahan berjalan dengan baik, besok di tahap pertama ini memberikan edukasi kepada pelaku usaha bagaimana cara pengelolaan keuangan yang baik,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua APKLI DPW Provinsi Banten Rukyat Idris mengatakan ini awal yang harus di optimalkan, adanya kemitraan bersama pihak Bank BJB.

“Semua pedagang, tergabung di APKLI dalam waktu dekat akan diberikan suntikan modal untuk mengembangkan usaha tanpa agunan. Gunakan Sebaik – baiknya,” ujar Rukyat saat dikonfirmasi di Sekretariat APKLI DPW provinsi Banten, Selasa (10/9/2019).

Pelaku usaha, dijelaskan Rukyat, sebelumnya sangat sulit karena ketidaktahuan untuk meminjam modal KUR di Bank. Birokrasi yang cukup rumit membuat enggan ke pihak perbankan, malah merelakan pinjaman ke rentenir.

“Sebelumnya pelaku usaha karena ketidaktahuan jalur birokrasinya meminjam modal progam KUR di Bank. Ia rela meminjam ke reintenir, bukannya berkembang malah yang ada gulung tikar karena banyak hutang,” jelasnya. (Awal/Red)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

LAINNYA
Open chat
Hello
Can we help you?