TANGERANG SELATAN – Mediabantencyber.co.id, Bagaimanapun disembunyikanya sikap merasa benar, merasa hebat, merasa tersenyum di atas keegoan, dengan tujuan menyampaikan misi kebenaran namun membuat orang lain gagal paham. Engkau tak akan pernah sadar kecuali Allah SWT pada suatu saat yang akan mengingatkannya. Karena sehebat apapun kita, jika hanya bicara menaburkan bunga di jalan yang licin tanpa dilandasi oleh rasa keimanan serta tidak dilandasi oleh kebenaran, maka kita tidak akan menemukan kebenaran seperti yang Allah SWT ajarkan.
Semua manusia membutuhkan orang lain untuk persoalan yang lebih besar dan berbicara sesuai tupoksi kita. Tanyakanlah pada diri kita, siapa saya ini. Janganlah misi yang kita sampaikan dengan sebagian orang menjadi gagal faham dan yang harus kita sadari adalah diatas langit ada langit. Kita berada di posisi langit yang ke berapa. Oleh karena itu bawalah diri kita dengan sikap yang baik, halus dan budi pekerti yang luar biasa.
Janganlah selalu kita selalu mempermasalahkan Hal – hal yang kecil yang hanya membuat orang luka. Marilah kita satukan hati dan perasaan, dengan pemahaman bahwa setiap orang itu punya kelemahan dan kelebihannya Masing – masing. Keputusan dan jabatan sekecil apapun itu adalah kebijakan dan hak prerogatif pimpinan serta tak akan memuaskan semua pihak, karena tidak semua hal bisa sesuai dengan hati kita. Karena pribadi kita itu yang menilai adalah orang lain.
Contoh petinju legendaris Muhamad Ali, dunia mengatakan hebat, tapi dia butuh pelatih juga, untuk apa ?, Untuk melihat sisi kurang hebatnya Muhamad Ali dari sudut pandang orang lain. Begitu juga dengan diri kita, kita merasa hebat semuanya, tapi sadarkah kita ketika melihat sisi kekurangan pada diri kita. Kenapa sih kita masih merasa benar saja. Tak mau berakhlak dan masih saja ngurusin hal recehan saja, karena seharusnya kita malu dengan intelektualitas yang kita miliki. Berikanlah kerja nyata dan kita bisa membuktikan kerja nyata kita. Buktikan apa sih yang sudah bisa kita sumbangkan kepada dunia kerja yang kita jalani, itulah contoh dan teladan terbaik untuk anak cucu kita. (BTL).
Penulis adalah Kepala SMAN 12 Kota Tangsel
5 tahun lalu
Pengertian Tawadhuā adalah rendah hati, Ā tidak sombong. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya.Ā Orang yang tawadhuāĀ adalah orangĀ menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Ā Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potrensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah.