Tragedi Rempang Batam dan Kanjuruhan Abaikan Kemanusiaan

MediaBantenCyber.co.id – (MBC) Jakarta, Bentrokan terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau antara petugas keamanan gabungan dengan warga setempat, Kamis, 7 September 2023. Dikutip dari ANTARA, keributan dipicu karena warga masih belum setuju rencana penggusuran dan pengembangan kawasan mereka yang merupakan kampung adat Masyarakat Melayu. Sebanyak 16 kampung adat di Pulau Rempang dan Pulau Galang, Kepulauan Riau berikut ribuan warganya terancam tergusur oleh rencana pembangunan proyek kawasan wisata, Rempang Eco-City._______________Baca Juga : Kejadian Sebenarnya Tragedi Kanjuruhan Jauh Lebih Mengerikan dan Semua yang Terlibat Berusaha Cuci Tangan dan Desak Ketum PSSI Serta Exco Mundur | rempang

Petugas keamanan gabungan merespon keributan ini dengan menembakkan gas air mata ke arah warga. Belasan siswa yang sekolahnya dekat dengan lokasi kejadian dikabarkan turut menjadi korban gas air mata dan harus dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan.

MER-C menyatakan keprihatinan dan menyayangkan tindakan aparat yang menggunakan pola pengamanan yang menimbulkan masalah kemanusiaan. Hal ini seperti yang pernah tragedi terjadi di Kanjuruhan, Malang. Kala itu, MER-C turut mengeluarkan pernyataan kemanusiaannya.

Baca Juga : Dikarenakan Tak Ada Anggaran, Kali Pengapuran di Kecamatan Kosambi Menumpuk Sampah | tragedi rempang

Petugas keamanan tidak mengambil pelajaran dari peristiwa tragedi Kanjuruhan dan kembali menerapkan pola pengamanan serupa di Rempang, Batam.

Untuk itu, sebagai sebuah lembaga sosial kemanusiaan dan kegawatdaruratan medis, MER-C menghimbau:

Baca Juga : Proyek Pengurugan di Tanjung Pasir Sangat Meresahkan dan Mengganggu Aktivitas Masyarakat, Diduga Aparat Terkait Tutup Mata | tragedi rempang

  1. Pola pengamanan baik pada pertandingan, alasan kepentingan pembangunan atau apapun agar memperhatikan masalah kemanusiaan dan meminimalisir timbulnya korban baik di pihak petugas dan masyarakat;
  2. Protokol pengamanan agar memperhatikan potensi terjadinya masalah-masalah kemanusiaan. World Health Organization (WHO) pun sudah mempunyai prosedur standar dalam Mass Casualty Management dengan memperhatikan martabat manusia dan kemanusiaan yang menghargai nyawa manusia.

Baca Juga : Aparat Desa Tanjung Burung dan Kecamatan Teluknaga Terkesan Tidak Serius Merawat Taman untuk Masyarakat | tragedi rempang

Demikian siaran Pers yang diterima MediaBantenCyber.co.id dari MER-C pada Jum’at, 8 September 2023 siang dan diketahui oleh Dr. Sarbini Abdul Murad Ketua Presidium MER-C.(BTL/Rilis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hello
Can we help you?
.