“GM : GEMES DAN MELO”

waktu baca 3 menit
Selasa, 21 Nov 2023 14:56 0 7 Redaksi

Oleh: Dr. H. Hery Kustanto, MM (Alumnus S3 Universitas Negeri Jakarta/UNJ) MediaBantenCyber.co.id – (MBC) Kota Tangerang Selatan, GM (Goenawan Mohamad) bosnya majalah Tempo yang kritis dan tajam setajam silet itu menitikkan air mata di depan anchor tv beberapa waktu lalu. GM sangat kecewa telah dibohongi oleh orang yang sangat didukungnya. Dibohongi soal apa? Soal janji penguatan KPK dan utamanya soal janji Gibran yang tidak akan dicalonkan wapres.

Tangisan GM di usianya yang sudah senior 88 tahun itu cukup mengenaskan. Tangisan orang tua yang terpaksa.

GM sepertinya sudah sampai pada titik tidak habis pikir kok bisa orang yang awalnya nobody, kelihatan lugu polos bisa berubah drastis menjadi sangat haus kekuasaan. Machiaveli Jawa kata cendekiawan Muhammadiyah lulusan Harvard, Sukidi.

Baca Juga : Mafia Tanah di Tangerang Belum Tersentuh Hukum, Langkah Tegas Jokowi Dinantikan

GM kini harus rela dicemooh dan dibully atas kengototannya membela jokowi selama ini. Lebih baik terlambat daripada membiarkan semakin rusak tatanan berbangsa bernegara, begitu kira-kira dibenak GM.

GM tidak sendiri. Ada juga peneliti senior LIPI/BRIN namanya  Prof Ikrar Nusa Bhakti, jokower BGT dan juga mantan dubes Polandia era Jokowi.

Begitu kecewanya dengan siasat nir etika mencawapreskan anak presiden sampai begitunya panggung drama dipentaskan di MK.

Katanya modus memberikan kesempatan kepada anak muda yang menjadi alasan utama keputusan MK bukankah itu membodohi akal sehat insan waras; realitasnya toh jelas anak muda yang mendapatkan keputusan MK itu adalah anak presiden.

Kembali ke GM, rasa tak terimanya nampaknya tak cukup sekedar narasi saja. Di sempat-sempatkan juga di usia dan fisiknya yang sudah lansia pergi ke Rembang Jawa Tengah, ke rumah Gus Mus, ulama budayawan kharismatik NU saat ini.

Baca Juga : Mafia Tanah Program Prioritas PTSL Presiden Jokowi Diduga Merajalela di Kabupaten Tangerang

Bersama beberapa orang yang senasib kecewanya MADUL ke kyai yang juga seniman itu terkait kegeloannya (gelo = kecewa, sedih) atas tindak tanduk penguasa yang selama ini sudah didukungnya.

Yang paling menyakitkan GM apa? Putusan MK meloloskan anak presiden menjadi cawapres? Sebagai budayawan dan sastrawan senior ‘rasa’ kepantasan etika seorang pemimpin dalam memegang teguh fatsun politik harus melampauhi hukum formal.

Karena legacy keteladanan seorang pemimpin bagi peradaban bangsa ke depan menjadi taruhannya.

Saya tidak muda lagi tapi terpaksa harus menebus kesalahan dengan cara turun gunung lagi di saat fisik yang sangat berat. Begitu kira kira makna implisit yang bisa ditangkap dari kemeloan GM.

Baca Juga : Gudang Aksesoris PT SPM di Teluknaga Terbakar, Diduga Akibat Pengerjaan Pengelasan

Maka tak heran bila kita ikuti liputan majalah Tempo atau podcast BOCOR ALUS oleh jurnalis Tempo begitu kritis, tajam dan dalam investigasinya dalam mengulas sepak terjang Jokowi dan keluarganya terkait keputusan MK dan drama pencalonan anaknya sebagai cawapres.

Coba baca opini majalah Tempo edisi : 29 Oktober 2023, kutipan di akhir artikel :

MENEMPATKAN ANAK KETURUNANNYA SEBAGAI CALON WAKIL PRESIDEN ADALAH WUJUD PARANOIA DAN KETIDAKPERCAYAAN DIRI JOKOWI – SESUATU YANG PERSONAL TAPI SECARA FUNDAMENTAL MERUSAK DEMOKRASI.

Bagi para aktivis yang idealis kritis, GM dan majalah Tempo tentu sangat disayangkan, sebagai pendukung setia di awal sampai periode ke 2 Jokowi, yang seolah kehilangan sikap kritisnya selama 9 tahun. Kemana aja loe selama 9 tahun?, kata Rocky Gerung menyindir ke GM.

Lebih baik terlambat bersikap daripada membiarkan terus penyelewengan yang merusak, kata GM. Ungkapan melo seolah tak berdaya di usianya yang sudah udzur.

Karenanya judul catatan pinggir kali ini : GM – GELO & MELO. Tagline majalah Tempo karena taubatnya cukup terlambat menjadi : (TIDAK) ENAK DIBACA (TAPI TETAP) PERLU.(BTL)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

LAINNYA
Open chat
Hello
Can we help you?