Tantangan Uji Solehan Sosial RI pada Sila 5

waktu baca 3 minutes
Senin, 10 Feb 2025 16:41 0 136 admin22

MediaBantenCyber.co.id (MBC) Jakarta, Kendati Barat / Eropah booming Mualaf, kenyataan Pancasila the best bisa menjanjikan ideologi internasional yang bisa solusi semua ideologi ideologi dunia Kapitalis, Komunis, Islam, Liberal, Sekular, Marhaen.___________Baca Juga : Langkah dalam Menata Pendidikan Nasional untuk Mencapai Cita-cita Bangsa yang Cerdas | tantangan 

Dari amatan pengamalan Pancasila beberapa peristiwa kesalehan sos seperti Akhlaq / Etika Jepang bila pejabatnya merasa salah / gagal mengabdi mengundurkan diri kalau perlu Harakiri, tanpa perlu di demosos belum terbukti salah / tak Cawe cawe dinasti.

Di RRC kendati Kapitalis, kepastian hukum menghukum wafat Koruptornya bila dibanding hukum Islam yang dianggap sadis potong jari tangan.

Kesolehan Sosial di RI uji tantangannya pada PancaSila ke 5 Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, misalnya berkarya dulu tanpa amdal menyusul juridis Meykarta.

Baca Juga : Tujuh Tantangan Besar Indonesia : Demokrasi Harus Diselamatkan 

Demikian tanggapan Prof DR Marwah Daud Ibrahim tokoh FORHATI (Forum Alumni HMI Wati) pejuang pelanjut Indonesia Emas 2045 pada Diskusi Pemuda ICMI Pusat Pimpinan DR Ismail Rumadin (Dosen Unas) bersama Pencramah DR H Nasihin Masha (Mantan Pemred Republika) bertema ” Gagasan Praksis Ideologi Pancasila ” dengan Panitia Abdul Malik Raharusun dimarkas ICMI Pusat jalan Warung Jatimur, Pasar Minggu, Jakarta, 7 Febuari 2025 sore

Didampingi Moderator Abidin Tatroman
Pencramah Dr Nasihin Masha mengatakan, Sukarno hakekat penggali Pancasila selain ketikan steno pidato mini kitab M Yamin dengan Muqodimah Sukarno dan kitab Reformasi Supomo / Nugroho menyatakan tiada kata Pancasila dari M Yamin.

Awalnya Pancasila ideologi praksis sebatas dominan kaum filisof, Usai implementasi Saint menjadi deduktip lalu ide Prof Dr Nur Cholish Madjid menjadikan Pancasila ideologi terbuka disetujui Presiden Suharto.

Maka kita tinggal amalkan Pancasila, tidak sebatas jargon saya Pancasila !

Dari riset mini saya di PT Gobel tentang pengamalan Pancasila menghasilkan kitab ” Praxis Pancasila, Pengamalan Ideologi di Perusahaan Gobel”.

Untuk pahami penghayatan Pancasila sederhana seperti toati tidak buang sampah sembarang atawa murah senyum,
masih dipraktekannya upacara tiap senen di sekolah Swasta, termasuk kenapa
Koprasi AS lebih baik padahal tidak gotong royong, ini harus jadi perhatian Presiden Prabowo anak Sumitro penjunjung Koperasi Pribumi seiring dengan tokoh Koperasi M Hatta bilang pada Sila 1 Pancasila representatip Semua Sila, beda dengan Kiri justru Gotong Royong / Sila ke 5.

Untuk mencari orang prestasi benar carilah di organisasi besar yang pasti sudah ter uji disiplin dengan kepastian hukum dan Sistimnya.

Zaman Orba pelanggaran Ham diterapkan. Asas Tunggal Pancasila yang dampaknya hingga kini HMI berbadan 2 antara yang berasas Pancasila dan Islam, padahal Asas Tunggal Pancasila untuk sebatas berkehidupan berbangsa, bermasyarakat, bernegara, bukan mendasari wahyu Agama, mungkin kecuali pada Konghu chu buatan Insania.

Pada akhirnya hakekatnya Pancasila kembali ke agama dan yang mampu ciptakan kondisi Rahmatan lil alamin hanya pada Kepemimpinan yang Raushan / tercerahkan / Keteladanan menentukan Perubahan ke dengan Sidik, Amsnah, Tabligh, Fathonah.

Terpilihnya Raja pada Feodali Dinasti tak harus dari anak, bisa dari Wali Dewan Adat bukan Demokrasi FufuFafa.

Suatu konsep nampak sulit diterima aqal untuk solusi kemasyarakatan seperti majunya Korea, namun usai dicoba terbukti bisa Baldatun Thoyibatun wa robbun ghofur, bagaimana dengan Islam.

DIMANA ADA SUMBER DAYA ALAM DISITU ADA KONFLIK

Sebelumnya kajian DPP Pemuda ICMI pada 8 Januari 2025 bertema ” Tantangan dan Harapan dalam pengembangan mutu riset RI ” dengan Panelis Prof Dr Cahyo Pamungkas (BRIN dan Mantan Ketua Umum PB HMI MPO).

DR Ismail Rumadin, mengatakan konflik diberbagai zona RI umumnya dari Budaya warisan KKN sulit diberantas karna toleransi dan menyandera kesalahan yang melibatkan tokoh / pejabat sehingga dimana ada tambang disitu ada konflik kepentingan sumber daya alam.

Awal Pusat riset RI LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) kini digabung ke BRIN (Badan Riset Nasional) menjadi pragmatis. Saya BRIN bagian hukum dan Cahyo di wil.(Are/Red-MBC)

Oleh : Prof Hj Marwah Daud Ibrahim

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

LAINNYA
Open chat
Hello
Can we help you?