Bentuk Penolakan PLTPB Geothermal, SAPAR Lakukan Aksi di Depan Kementerian ESDM Jakarta

waktu baca 2 minutes
Senin, 9 Sep 2019 19:28 0 204 Redaksi

JAKARTA – MBC || Mahasiswa dan warga Padarincang, Kabupaten Serang, Banten yang tergabung dalam aliansi Syarekat Perjuangan Rakyat (SAPAR), yang melakukan aksi longmarch dari depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Serang sejak hari Jum’at (6/9/2019) ke Kementerian ESDM di Jakarta akhirnya sampai pada hari ini, Senin (9/9/2019).

Aksi tersebut merupakan bentuk penolakan warga terhadap rencana pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Geothermal yang berada di Desa Batukuwung Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.

Menurut Tokoh pemuda Padarincang Rendy Muhamad Yani, Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan sekaligus peringatan bagi Pemerintah, bahwa warga Padarincang sudah bulat menolak proyek PLTPB.

“Dengan adanya mega proyek tersebut maka secara langsung akan merusak alam Padarincang, dimana mayoritas masyarakat Padarincang bergantung hidup dengan Bertani.” ungkapnya.

Aksi ini kata Rendy, merupakan lanjutan dari rangkaian penolakan yang telah dilakukan sejak 2017 lalu. terkait penolakan warga masyarakat menolak mega proyek geothermal yang berada di Desa Batukuwung Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.

“Aksi hari ini, di Kementrian ESDM ini, kita dari Teman – teman, Masyarakat, dan Mahasiswa dengan tujuan dan tuntutan yang sama untuk meminta mencabut izin mega proyek geothermal yang berada di Padarincang.” katanya.

Rendy menerangkan, klaim Pemerintah bahwa semua tahap dan proses Perizinan sudah berjalan sesuai prosedur berhadapan dengan upaya warga mempertahankan Hak – hak dasar mereka yang seharusnya dilindungi Negara.

“Aksi penolakan ini juga mengetengahkan Pertanyaan – pertanyaan mendasar, diantaranya, untuk apa kengototan menggali Sumber – sumber energi yang belum jelas peruntukannya dan siapa yang berani menjamin keselamatan warga jika potensi panas bumi dikeruk dikawasan rentan bencana?. Pertanyaan yang juga penting untuk dijawab adalah, benarkah Indonesia berada pada situasi krisis energi? atau berbagai mega proyek yang dipaksakan hanya sekedar untuk menyediakan karpet merah bagi investor sambil menggadai masa depan generasi Indonesia?.” terangnya.

Aksi yang dilakukan didepan gedung kementerian ESDM jakarta ini, didampingi juga oleh LBHI Jakarta dan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Jakarta akhirnya ditemui oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Sutijastoto.

“Awalnya kita ingin di temui Humasnya, tapi kita menolak ditemui oleh humas kita minta Dirjen nya yang keluar, dan Dirjen nya keluar diakhir aksi sehabis kita desak untuk keluar, Hasilnya mereka akan menemui kita nanti pada tanggal 17 September ini.” tutupnya. (Faiz)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

LAINNYA
Open chat
Hello
Can we help you?