LSM AMPuH: BPJS Kesehatan itu Ngurus Kertas Atau Nyawa?

MediaBantenCyber.co.id – (MBC) Kabupaten Pacitan, Pertanyaan mendasar dan substansial tentang tujuan pokok dan fungsi sebuah program kebijakan pemerintah, sebaiknya menjadi jiwa dari kebijakan itu sendiri dan bukan urusan kertas dan atau lembaran administratif belaka. Agar program kegiatan pemerintahan tidak terkesan kaku dan kering dari nilai kemanusiaan. Seperti yang dialami Andik dan keluarga.________________Baca Juga : Jual Beli Tanah Harus Melampirkan Kartu Kepesertaan?, Kebijakan BPJS Semau-Maunya Sendiri Saja !!!

Andik, pria dengan 2 putera warga Desa Ketro Montongan Kecamatan Tulakan, mengalami nasib yang kurang beruntung, isterinya, Nurtini (31), warga RT 2 RW 24 Ketro Tulakan, pada saat mengandung dan usia bayi 7 bulan, mengalami bengkak dan pendarahan. Kemudian periksa ke Puskesmas Tulakan, lantas di rujuk ke Pacitan. Ke klinik dokter Agung Mulia sampai di klinik pukul 7 pagi dan diperintahkan tindakan, operasi Cesar pukul 19.00 Wib malam (18 Mei 2022), dengan biaya Rp12.909.000; (dua belas juta sembilan ratus sembilan rupiah). “Karena menyangkut nyawa, saya bela-bela ni dengan berhutang, mengingat uang sejumlah itu sangat besar bagi kami yang hanya buruh serabutan. Kadang mblandhong kajeng, kadang buruh bangunan.

“Saya tidak punya KIS/BPJS saat itu, tepatnya tidak aktif. Tanggal 20_an Mei saya ke BPJS, untuk mengaktifkan BPJS dan oleh petugas di jawab tidak bisa karena sudah dipangkas, yang mendaftar sudah melebihi kuota,” terangnya. 

Baca Juga : Pasien BPJS Kesehatan Diusir Oleh Dokter RS Sari Asih Ciputat

Sementara itu, Pimpinan BPJS Kabupaten Pacitan yang coba dimintai klarifikasi oleh media diinformasikan sedang keluar kota. Staf lain tidak berani memberikan jawaban,” kata Yudhi, Security BPJS Kesehatan Kabupaten Pacitan, Kamis  (09/06/2022) siang. 

“Karena prematur dan tidak ada alat, bayi anak saya dirujuk ke RSUD, 9 hari pertama saat saya cek tagihan sudah sekitar 12 jutaan. Per tanggal 7 Mei sudah bengkak jadi 24 juta. Bapak-bapak yang punya kebijakan, mohon tolong saya. Kasihan anak saya yang lagi berjuang mempertahankan nyawa dan hidupnya. Kami mengetuk pintu pada lubuk hati bapak-bapak yang terdalam. Semoga kelak anak saya bisa meninggikan derajat orang tua, agama, bangsa dan negara khususnya daerah Kabupaten Pacitan tercinta. Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih. Semoga Gusti Allah yang kelak akan membalas budi baik bapak-bapak serta memberkahinya,” tutur Andika. 

Baca Juga : Hembusan Iuran BPJS Kesehatan Naik, Masyarakat di Tangerang Menjerit

Dalam kesempatan yang berbeda, Azis Jaza, Kabag Kesra Setda Kabupaten Pacitan, menjelaskan bahwa dahulu ada program penanggulangan masalah sosial, akan tetapi sekarang dirinya mengaku tidak mengetahuinya lagi apakah program tersebut masih ada atau tidak. 

“Sekarang saya tidak tahu masih ada atau tidak program tersebut,” ucapnya. 

Hal senada disampaikan Aka Ketua LSM AMPuH Kabupaten Pacitan, “Nyawa dan Kemanusiaan itu jauh lebih penting untuk kehidupan daripada kertas dan tetek bengek administrasi. BPJS itu ngurusin kertas apa nyawa manusia sih. Kita siap mendampingi Andik dan memberikan advokasi bersama buah hatinya untuk memperoleh haknya dari negara. Bumi, udara dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat,” tegas Aka.(HB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hello
Can we help you?
.