Martin Suryajaya Sebut Kelima Pelaku Vandalisme di Kota Tangerang Bukan Kelompok Anarko

MediaBantenCyber.co.id – (MBC) Kota Tangerang, Penulis buku – buku filsafat Martin Suryajaya menilai kelima pemuda pelaku vandalisme di Pasar Anyar, Kota Tangerang bukan bagian dari kelompok Anarko. Walau sebelumnya Polda Metro Jaya dan Polres Metro Kota Tangerang menyebut kelima pelaku tersebut sebagai anarko.

Sebelumnya, pada Kamis, 9 April 2020, kelima pelaku tersebut mencoret tembok salah satu toko di Pasar Anyar dengan metode stensil dan disertai muatan – muatan agitasi seperti, “sudah krisis saatnya membakar”, “kill the rich”, “mau mati konyol atau melawan”.

Selain itu, aparat kepolisian menjerat kelima pelaku dengan Pasal 14 dan Pasal 15 UURI No 1 tahun 1946 tentang menyiarkan berita bohong dan Pasal 160 KUHP tentang tindakan menghasut di muka umum dengan ancaman hukuman penjara 10 tahun.

Melalui siaran langsung media sosial Instagram Historia.id, para pelaku merupakan sekumpulan pemuda yang sedang mempelajari banyak hal, khususnya terkait kajian filsafat Ekonomi – Politik. Terlebih ia mengkritisi buku – buku sitaan Polisi yang kerap dijadikan barang bukti.

“Kalau dilihat dari buku yang disita Polisi, mereka bacaannya bukan hanya Anarko kan, tapi Tan Malaka yang dekat dengan Lev Trotski dan termasuk Pahlawan Nasional. Bahkan ada juga bukunya Tere Liye dan Eka Kurniawan,” kata Martin, Selasa (14/04/2020).

Bagi Martin, tidak ada wacana pengambilalihan negara yang akan dilangsungkan oleh beberapa sub kelompok yang dicap anarko, seperti adanya tindak penjarahan dan sebagainya. Jika memang muncul pemikiran terkait, ucap Martin, itu hanya sekedar utopia atau angan – angan.

“Negara tidak perlu takut terhadap anak – anak seperti itu layaknya menghadapi kelompok ekstremis sayap kanan. Jadi menurut saya Polisi Over Reactive terhadap kasus yang di Tangerang ini,” ujarnya.

Martin menegaskan, kelima pelaku vandalisme tersebut bukanlah bagian dari kelompok anarko. Ia menyebut kelimanya tidak memiliki analisa tajam terkait kapitalisme, seperti tentang perburuhan dan kepemilikan alat produksi.

“Mereka cuma nulis tentang orang kaya dan orang miskin,” pungkasnya. (BTL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hello
Can we help you?
.