Patok Batas Tol Serang-Panimbang di Tengah Area SD Negeri Cilayangguha Buat Resah

MediaBantenCyber.co.id – (MBC) Serang, Pihak Sekolah Dasar (SD) Negeri Cilayangguha Kecamatan Cikesal Kabupaten Serang merasa resah, diremehkan dan disepelekan oleh pihak pembuat jalan Tol Serang-Panimbang lantaran berbuat seenaknya dan tanpa koordinasi atau sepengehuan pihak sekolah dalam lakukan suatu tidakan di lingkungan sekolah mereka.

“Kita menyayangkan tindakan mereka yang tidak ada tata kramanya pada kami disini, padahal selama ini kita tidak pernah melarang atau merasa keberatan dengan pembangunan tersebut, tapi ko seenaknya aja mereka,” ungkap salah seorang Guru Kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Cilayangguha Kecamatan Cikesal Kabupaten Serang, Sunanih, di sela – sela belajar mengajarnya. Jum’at (10/01/2020).

Tindakan yang membuat kekesalan kami, jelas Sunanih, bukan saja saat membongkar tembok belakang sekolah yang dilakukan secara diam – diam, namun juga soal patok yang ada didalam sekolah yang pemasangannya tanpa ada pemberitahuan pada pihak sekolah.

“Masalah patok yang ada didalam halaman sekolah itu tidak ada yang mengetahui, tau – tau sudah ada, saya tidak tau terkait patok itu, tau – tau sudah ada aja disitu, kapan dipasangnya kita ga tau, saat bongkar tembok belakang sekolahpun demikian, mereka seolah – olah mencuri kelalaian kita, ketika membongkar kondisinya sore hari tidak ada siapa – siapa tidak ada guru.” Jelasnya.

Padahal, lanjut Sunanih, jika melihat patok yang ada sekarang itu berada di tengah – tengah sekolah, itu berarti sekolah ini akan habis tergusur oleh proyek tol Serang – Panimbang tersebut.

“Ya otomatiskan sekolah ini akan kena bongkar, padahal awalnya sekolah ini hanya kena sedikit katanya, hanya beberapa meter saja, Namun berjalannya waktu, ko patok itu bergeser jadi berada di tengan sekolah. Sehingga kalau ditarik lurus, ya habis sekolah ini.” Terangnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cilayanggahu Entin Suhartini menyayangkan tindakan dari orang – orang proyek tol tersebut, padahal, sejak awal awal pembangunan tol Serang – Panimbang itu pihaknya sudah sangat terganggu. dari suara bising alat – alat berat, dan juga efek dari aktivitas proyek yang membuat ruangan kelas sering terjadi getaran – getaran bahkan sangking kerasnya getaran yang ditimbulkan hingga membuat keramik lantai pada copot dan genteng pada berjatuhan.

“Saya baru disini baru 8 bulan mas, dan sejak saya disini juga masih ada getaran itu karena pemasangan tiang pancang. Dan terkait kerusakan itu, kita telah perbaiki, saya langsung pasang lagi, dan itu biayanya saya anggarkan dari biaya bos, tidak minta dari siapapun, apalagi dari pihak tol,” tuturnya.

Entin juga menerangkan, keluhan yang ada juga bukan hanya dari para guru, dari siswapun sama, selain bising dan terganggu, Akses jalan mereka dari rumah menuju sekolah juga susah kondisinya, karena rumah mereka banyak yang berada di seberang tol, sedangkan sekolah ini berada di area tol.

“Mereka bilang sangat terganggu dengan aktivitas yang ada, tidak dapat konsentrasi belajar lantaran suara dan aktivitas yang ada sangat jelas terlihat dari jendela kelas karena memang proyek tol tersebut berada persis menempel dengan tembok kelas,” terangnya.

Walaupun saat ini sudah ada jembatan tol yang sedikit mengurangi masalah, lanjut Entin, namun debu dari tanah merah di area belakang sekolah yang memang tepat lokasi proyek tol tersebut kini mengganggu ketika musim panas, dan becek dan licinnya jalan yang buat bahaya mereka menuju sekolah dan pulang sekolah saat ini.

“Kita berharap pemerintah daerah cepat merelokasi kami dari sini, jangan rencana dan rencana saja, tanpa ada realisasinya, karena kegiatan kami telah lama terganggu, sudah hampir satu tahun ini lebih, sejak proyek tol Serang – Panimbang dikerjakan, mereka para siswa jadi tidak nyaman belajar, dan kamipun sama,” tandasnya. (Faizudin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hello
Can we help you?
.