‘JOKOWI HARGA MATI’

Oleh: Yusuf Blegur (Aktivis 98 / Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Se Jakarta/ FKSMJ)  MediaBantenCyber.co.id – (MBC) Jakarta,
Tak ubahnya eksistensi Pancasila, UUD 1945 dan NKRI yang telah lama mengalami mati suri. Teriakan saya Pancasila, saya Indonesia dan saya NKRI terasa tanpa arti dan terkesan membohongi diri. Begitupun keinginan presiden  3 periode yang deras mengucur melalui mobilisasi. Seolah-olah seperti memaksakan Jokowi harga mati, padahal sesungguhnya merupakan kejahatan konstitusi dan manuver syarat manipulasi.

Baca Juga : Anies Menyusuri Jalan Demokrasi Berduri | by Yusuf Blegur

Saat agenda reformasi jauh dari tuntas dan   terlanjur diselewengkan. Apa yang digugat dan ditentang dari ORBA dulu, kini fakta sesudahnya  lebih buruk dan jahat dilakukan. Negeri semakin jauh dari keberadaban dan dipenuhi kemunafikan. Menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan berjamaah berlomba-lomba memburu harta, jabatan dan kekuasaan.

Baca Juga : USULAN 3 PERIODE, SISA-SISA MENTAL TEMPE | by Yusuf Blegur

Baca Juga : KENDI OLIGARKI | by Yusuf Blegur

Turunkan harga-harga kebutuhan pokok, berantas KKN, tolak militerisasi dan periode jabatan presiden dibatasi cukup dua kali. Tuntutan arus gelombang demonstrasi yang menjadi gerakan “people power” bersejarah itu, seperti akan terulang kembali. Negeri dibawah rezim tirani semakin  menyuburkan penyelengaraan pemerintahan dengan beragam distorsi dan kontradiksi. Kekuasaan berwajah  kapitalisme yang menopang liberalisasi dan sekulerisasi, tumbuh subur berkembangbiak menjadi oligarki.  

Baca Juga : ‘TUMPAHKAN DARAH LALU JUAL TANAH AIR’ | by Yusuf Blegur

Seperti era 1965  dan 1998, mahasiswa kembali terpanggil menjadi motor perubahan. Menjadi “avant garde” memimpin massa aksi emak-emak, buruh tani nelayan, korban penggusuran dan penindasan proyek pertambangan serta pelbagai entitas gerakan spartan perlawanan. Selain menyelamatkan perjalanan  22 tahun agenda reformasi dari masa kegelapan.

Baca Juga : MASIH MEMBUAL UNTUK PINDAH IBUKOTA ? | by Yusuf Blegur

Dengan revolusi atau tanpa revolusi melawan  kesurupan Jokowi harga mati untuk presiden 3 periode, di atas segalanya dan jauh lebih penting dari itu, rakyat serta negara dan bangsa  Indonesia  yang harus diselamatkan.(BTL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hello
Can we help you?
.