Pikiran Ngawur Puan di Akhir Ramadhan

waktu baca 3 menit
Minggu, 1 Mei 2022 12:46 0 62 Redaksi

Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Kebangsaan) MediaBantenCyber.co.id (MBC) Bandung, Sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa tentu ketakwaan yang seharusnya didapat. Setiap muslim mematuhi ketentuan agama untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Aturan syari’at membawa ketenangan hidup pribadi, rumah tangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Agama adalah celupan Ilahi untuk kebahagiaan hakiki._____________Baca Juga : Pikiran Seorang Hendropriyono Tentang Palestina Ngawur

Muslim meyakini bahwa agama bukan hanya urusan ibadah seperti shalat, puasa atau haji tetapi juga memasuki area lain seperti menyejahterakan masyarakat, menegakkan keadilan, maupun menunaikan amanah jabatan. Itu semua adalah kewajiban agama yang akan diminta pertanggungjawaban dihadapan Allah SWT.

Islam adalah agama yang diridhoi Allah SWT. Bersifat universal. Perbedaan kultural tidak menyebabkan adanya Islam Arab, Islam Eropa ataupun Islam Nusantara. Tidak ada pula Islam hijau, Islam belang-belang, Islam hitam ataupun Islam merah putih. Islam berwarna terang yang menjadi cahaya bagi para pengikutnya. Beragama Islam itu jauh dari ruang abu abu, remang-remang, apalagi gelap. Islam agama yang mengeluarkan dari kegelapan.

Adanya sebutan Puan Maharani tentang Islam merah putih adalah pikiran keliru alias ngawur. Bahwa Islam merah putih itu untuk menyeimbangkan antara nasionalisme dan agama adalah tidak relevan, sebab bagi seorang muslim nasionalisme adalah bagian dari agama. Memilah keduanya merupakan pandangan sekular dan agama Islam sangat menentang sekularisme.

Islam merah putih adalah sekuler dan itu bukan Islam. Merah putih ya merah putih, Islam ya Islam. Cara pandang Puan bukan brilian tetapi sesat dan menyesatkan. Bahayanya kita mundur kembali pada dikotomi sebagaimana di awal perdebatan ideologi negara antara kelompok kebangsaan (merah) dan kelompok Islam (putih).

Baca Juga : Waspadai Pikiran Ngawur Komunis Dalam Program Moderasi Agama

Islam merah putih memecah belah dan memojokkan umat Islam. Beranggapan ada yang salah pada umat Islam selama ini. Dinilai tidak merah putih. Katanya itu untuk mencegah politik identitas. Anehnya politik Islam saja yang disebut dengan politik identitas loh yang sekuler, kristiani, sosialis, komunis, pragmatis, nasionalis bukan politik identitas? Konyol.

Lebih celaka jika yang dimaksud Islam merah putih adalah Islam yang ada di komunitas PDIP sedangkan selainnya bukan Islam merah putih. Pendekatan segmenter dari kategorisasi Islam seperti ini tentu menyesatkan.

Baca Juga : Hentikan Pikiran Gila atau Ngawur Ferdinand Hutahaean yang Lecehkan Umat Islam

Sudahlah mbak Puan di akhir Ramadhan ini tidak perlu membuat gaduh umat dan bangsa dengan diksi atau narasi yang aneh-aneh dan tidak adekuat. Jika memahami Islam itu standar-standar saja hendaknya tidak perlu menyentuh pemaknaan keagamaan yang terlalu jauh dan dalam, apalagi dibuat-buat untuk kepentingan politik sesaat.

Islam merah putih itu mengada-ada dan meracuni. Islam merah putih hanya tipu duniawi, buatan Puan Maharani. Ketahuilah bahwa Islam dari Ilahi yang akan dibawa sampai mati.

“SELAMAT IEDUL FITRI. Selamat kembali ke fitrah Islami”. Bukan Islam merah atau Islam putih. Bukan pula Islam merah putih. Islam itu bukan bendera.(BTL)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

LAINNYA
Open chat
Hello
Can we help you?