Tuntut Cabut Izin Mega Proyek PLTPB Geothermal, Masyarakat dan Mahasiswa Aksi Longmarch Kementerian ESDM dan Istana Negara

waktu baca 3 menit
Jumat, 6 Sep 2019 16:35 0 152 Redaksi

SERANG – MBC || Sejumlah masyarakat dan mahasiswa lakukan aksi longmarch dari depan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Serang menuju Jakarta guna sampaikan aspirasinya dikementrian ESDM dan Istana Negara. Jum’at (6/9/2019).

Walaupun sebelumnya Sekretaris Daerah Pemkab Serang TB Entus Mahmud berharap aksi ini tidak dilakukan.

“Bila mana besok, hari ini (6/9/2019) ada rencana aksi longmarch ke kementrian ESDM Jakarta, kita harap itu tidak terjadilah yah seperti itu.” pintanya.

Ikmaludin salah satu masyarakat Padarincang yang mengikuti aksi longmarch mengatakan bahwa, ini merupakan rangkaian dari dua tahun yang lalu terkait penolakan warga masyarakat menolak mega proyek geothermal yang berada di Desa Batukuwung Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.

“Aksi longmarch hari ini kita ke Jakarta, ke kementrian ESDM dan ke Istana Merdeka, kita dari Teman – teman, Masyarakat, dan Mahasiswa dengan tujuan dan tuntutan yang sama untuk meminta mencabut izin mega proyek geothermal yang berada di Padarincang.” katanya.

Aksi ini juga merupakan satu bentuk upaya dan kekecewaan masyarakat terhadap Pemerintah Daerah yang terkesan tidak mau tau dan terkesan Pura – pura.

“Pihak kabupaten Serang itu sudah munafik, dulu ketika masyarakat menanyakan pada Bupati terkait adanya mega proyek geothermal di Padarincang, mereka menjawab bahwa, “Wah kami tidak tau apa apa terkait proyek gepthermal padarincang.”. Tapi mereka kemarin itu buat kegiatan di Pemkab persoalan geothermal, kan itu berarti mereka tau dong, Bupati tau, berarti mega proyek geothermal itu ada di Padarincang, tapi Seolah – olah mereka tidak mau tau.” bebernya.

Saat ini, ungkap Ikmaludin sejak adanya explorasi geothermal sejak Tahun kemarin, dampaknya sudah mulai dirasakan masyarakat, di daerahnya bila ada hujan, material dari atas gunung yang dijadikan proyek tersebut turun kebawah ke pemukiman yang mengakibatkan banjir dan tumpukan lumpur serta bebatuan.

“Belum pernah yang namanya banjir itu ada di Padarincang sebelumnya, namun kini ada, ketika geothermal itu hadir, kita mendapatkan dampak itu. longsoran matrial akibat kegiatan explorasi itu, dan pihak Perusahaan tidak pernah sama sekali hadir pada saat ada bencana, terkait Tanggung – jawabnya, itu salah satunya, dan lantaran itu masyarakat merasa khawatir dan risih, proyek ini belum berdiri saja sudah ada masalah kaya gini dan tidak ada upaya apapun dari pihak Perusahaan apalagi nanti ketika dilakukan explorasi secara masif.” ungkapnya.

Intinya, lanjut Ikmaludin, masyarakat Padarincang itu tidak menolak jika ada Pembangunan apapun itu, yang penting ramah terhadap masyarakat dan ramah terhadap lingkungan.

“Sebenarnya masalah inikan dulu bulan Maret 2018 elemen masyarakat, seluruh elemen Masyarakat, Pemuda kemudian Alim Ulama, Tokoh Masyarakat menghadiri Sosialisasi dari pihak Perusahaan, dari keputusan itu juga disampaikan beberapa Materi terkait tentang Perusahaan geothermal dan kesepakatan dari musyawarah itu, ya seluruh elemen masyarakat Padarincang, Cinangka, Ciomas penolak hasil sosialisasi itu. dan pihak Perusahaan muspika dari Pemda juga hadir waktu itu dan katanya, kalau masyarakat tetap menolak, ya untuk apa tetap dilanjutkan, itu jawaban waktu Tahun 2018. tapi nyatanya.” tandasnya. (Faiz)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

LAINNYA
Open chat
Hello
Can we help you?