Dampak El Nino BMKG Memperkirakan Musim Panas akan Lebih Panjang dan Lebih Kering

waktu baca 3 menit
Kamis, 7 Sep 2023 20:20 0 7 Redaksi

MediaBantenCyber.co.id – (MBC) Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan Puncak Musim Kemarau 2023 di sebagian besar wilayah diperkirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2023, Bahkan memperkirakan musim kemarau 2023 lebih kering apabila dibandingkan dengan tiga tahun terakhir. Terlebih, ada potensi El Nino atau fenomena pemanasan suhu muka laut hingga 60 persen.______________Baca Juga : Proyek Pengurugan di Tanjung Pasir Sangat Meresahkan dan Mengganggu Aktivitas Masyarakat, Diduga Aparat Terkait Tutup Mata | dampak el

BMKG memprediksi puncak dampak El Nino akan terjadi pada Agustus-September 2023 mendatang. Fenomena El Nino jika berlangsung, maka musim kemarau menjadi sangat kering serta permulaan musim hujan yang terlambat.

Beberapa daerah yang akan terdampak cukup kuat adalah sebagian besar wilayah Sumatera seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung. Seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.

Baca Juga : Korupsi Merajalela Itu Tanggungjawab Presiden! | dampak el

Adapun sektor yang paling terdampak dari fenomena El Nino adalah sektor pertanian-utamanya tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air. Rendahnya curah hujan tentunya akan mengakibatkan lahan pertanian kekeringan dan dikhawatirkan akan mengalami gagal panen. Selain itu, krisis air yang terjadi akan berdampak pada semua sektor akan mengalami dampaknya termasuk di bidang Pendidikan :pondok pesantren, boarding school, tempat ibadah dan lainnya.

Persoalan krisis air yang terus terjadi dan berulang sepanjang tahun perlu secara bersama untuk mengatasinya, beberapa ahli hidrologi dan sumber daya air menyebutkan bahwa pembangunan sumur resapan dapat menjadi salah satu solusi efektif di musim kemarau. Sumur resapan bisa mencegah kekeringan dan krisis air bersih saat musim kemarau. “Sumur resapan termasuk salah satu bangunan yang tidak hanya mampu menurunkan genangan pada saat hujan, tetapi juga mampu menambah cadangan air tanah yang dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau”

Baca Juga : Buruk Koordinasi Saat Pengerjaan Menara dan Kabel Sutet, Warga Pondok Bahar Marah Kepada PLN | dampak el

Selain itu, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan fungsi sumur resapan dapat menampung, menyimpan, dan menambah cadangan air tanah serta dapat mengurangi limpasan air hujan ke saluran pembuangan. Hal ini tentu saja selain dapat mencegah terjadinya banjir, air tampungan tersebut dapat dimanfaatkan pada musim kemarau.

Pembuatan sumur resapan dalam pelaksanaannya dan optimalisasi penerapannya sebagian beberapa provinsi dan daerah membuat Peraturan di antaranya: Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Sumur Resapan, Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 109 Tahun 2021 Tentang Sumur Resapan, Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Dan Pemanfaatan Air Tanah, dan pada daerah yang lainnya.

Wahdah Islamiyah departemen Lingkungan Hidup terus memberikan edukasi dan dorongan untuk ikut serta untuk melakukan Gerakan pembuatan sumur resapan di berbagai wilayah dan daerah termasuk di pondok pesantren, sekolah dan markas dakwah, serta yang lainnya. Beberapa daerah yang telah membuat sumur resapan diantaranya SMA IT Wahdah Islamiyah Pomala.(BTL)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

LAINNYA
Open chat
Hello
Can we help you?