MediaBantenCyber.co.id – (MBC) Kota Tangerang Selatan, Wakil dekan II Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, bidang Keuangan dan SDM Manajemen Informasi, Ustadz Dr. Drs. H. Masruri, M.M, menjadi Khotib dalam pelaksanaan sholat Jum’at di Masjid Al Muhajirin yang berlokasi di Perumahan Griya Asri Kelurahan Jelupang, Kecamatan Serpong Utara (Serut) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Ustadz Dr Masruri menyampaikan khutbah akhir Ramadhan 1446 Hijriah atau Jum’at, 28 Maret 2025 di Masjid Al Muhajirin Jelupang.
Ustadz Dr Masruri, lulusan S1 tahun 1989 di UNIS Tangerang dan S2 tahun 2011 di UNIS Tangerang serta lulusan S3 nya tahun 2021 di Universitas Borobudur Jakarta jurusan Ilmu Ekonomi Umat MUI Kota Tangsel, Sekretaris MUI Serpong Utara, Wakil Ketua DMI Serpong Utara, Sekretaris FKUB Kota Tangsel, dan Ketua Lembaga Forum Komunikasi Manajemen Mutu Tangerang (FKMMT).
Hadir dalam kesempatan sholat Jum’at Minggu terakhir di bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah di Masjid Al Muhajirin Jelupang, Serpong Utara kali ini, Ketua DKM Al Muhajirin Jelupang, Ustadz Drs H. Yahya Sutaemi, M.Si, yang saat ini di Puspemkot Tangsel menjabat sebagai Sekretaris dinas (Sekdis) Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang Selatan, sedangkan yang bertindak sebagai Imam sholat Jum’at adalah Ustadz Alfin.
Ustadz Dr Masruri, dalam materi khutbah sholat Jum’at Ramadhan 1446 H Minggu terakhir di bulan suci Ramadhan ini membagi dua kelompok orang/manusia yang melewati bulan suci Ramadhan menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Kelompok orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan. Dan yang ke-2, adalah kelompok atau orang-orang yang melewati bulan suci Ramadhan ini hanya dengan kesia-siaan semata atau golongan orang-orang yang merugi.
Berikut isi khutbah lengkapnya:
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Marillah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Alloh SWT. Taqwa dalam arti yang sebenar-benarnya menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Sebagai bukti rasa syukur kita sebagai hamba Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan kepada kita semua atas nikmat yang demikian besar, salah satunya adalah dipertemukannya dengan bulan Ramadhan tahun ini, semoga tahun depan dapat dipertemukan kembali
Sholawat dan salam, semoga tercurah kepada pemimpin umat, pembawa amanat, penebar rahmat yaitu junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan kita selaku ummat semoga mendapat syafaat di hari kiamat kelak. Amiin.ya rabbalalamin
Hari ini adalah hari Jum’at terakhir di bulan Ramadhan 1446 H. yang beberapa hari lagi akan meninggalkan kita semua, makan dalam hal ini orang akan terbagi menjadi beberapa bagian, namun secara garis besarnya mereka terbagi dua kelompok.
Kelompok yang pertama : Orang yang pada bulan Ramadhan tampak sungguh-sungguh dalam ketaatan, sehingga orang tersebut selalu dalam keadaan sujud, shalat, membaca Alquran atau menangis, sehingga bisa-bisa seseorang lupa akan ahli ibadahnya orang-orang terdahulu (salaf). Orang akan tertegun melihat kesungguhan dan giatnya dalam beribadah. Namun itu semua hanya berlalu begitu saja bersama habisnya bulan Ramadhan, dan setelah itu ia kembali lagi bermalas-malasan, kembali mendatangi tempat maksiat seolah-olah ia baru saja dipenjara dengan berbagai macam ketaatan kembalilah ia terjerumus dalam syahwat dan kelalaian. Alangkah ruginya orang-orang seperti ini.
Sesungguhnya kemaksiatan itu adalah sebab dari kehancuran karena dosa adalah ibarat luka-luka, sedang orang yang terlalu banyak lukanya maka ia mendekati kebinasaan. Banyak sekali kemaksiatan-kemaksiatan yang dapat menghalangi seorang hamba untuk mengucap “La ilaha illallah” ketika sakaratul maut.
Setelah sebulan penuh ia hidup dengan iman, Alquran serta amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah, tiba-tiba saja ia ulangi perbuatan-perbuatan maksiatnya di masa lalu. Mereka itulah hamba-hamba musiman mereka tidak mengenal Allah kecuali hanya pada satu musim saja (yakni Ramadhan), atau hanya ketika di timpa kesusahan, jika musim atau kesusahan itu telah berlalu maka ketaatannya pun ikut berlalu.
Kelompok yang kedua : Orang yang bersedih ketika berpisah dengan bulan Ramadhan mereka rasakan nikmatnya kasih dan penjagaan Allah, mereka lalui dengan penuh kesabaran, mereka sadari hakekat keadaan dirinya, betapa lemah, betapa hinanya mereka di hadapan Yang Maha Kuasa, mereka berpuasa dengan sebenar-benarnya, mereka shalat dengan sungguh-sungguh. Perpisahan dengan bulan Ramadhan membuat mereka sedih, bahkan tak jarang di antara mereka yang meneteskan air mata.
Apakah keduanya itu sama ? Segala puji hanya bagi Allah ! Dua golongan ini tidaklah sama, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya, “Katakanlah; Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaan masing-masing ..” (Q.s. Al-Isra’: 84).
Para ahli tafsir mengatakan, makna ayat ini adalah bahwa setiap orang berbuat sesuai dengan keadaan akhlaq yang sudah biasa ia jalani.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Barang siapa berpuasa siang hari di bulan Ramadhan dan shalat di malam harinya, melakukan kewajiban-kewajibannya, menahan pandangannya, menjaga anggota badan serta menjaga shalat jum’at dan jama’ah dengan sungguh-sungguh untuk menyempurnakan ketaatannya sesuai yang ia mampu maka bolehlah ia berharap mendapat ridha Allah, kemenangan di Surga dan selamat dari api Neraka. Orang yang tidak menjadikan ridha Allah sebagai tujuannya maka Allah tidak akan melihatnya. Jangan seperti orang yang merusak tenunan yang kuat hingga bercerai berai
Hati-hatilah, jangan seperti seorang wanita yang memintal benang (menenun) dari kain tersebut ia bikin sebuah gamis atau baju. Ketika semuanya telah usai dan nampak kelihatan indah, maka tiba-tiba saja ia potong kain tersebut dan ia cerai beraikan, helai demi helai benang dengan tanpa sebab.
Berhati-hati jualah dalam hidup ini ! jangan sampai seperti seorang yang diberi oleh Allah keimanan dan Alquran namun ia berpaling dari keduanya, dan ia lepaskan keduanya sebagaimana seekor domba yang dikuliti, akhirnya ia masuk ke perangkap syetan sehingga jadi orang yang merugi, orang yang terjerumus di dalam jurang yang dalam, menjadi pengikut hawa nafsunya, Naudzu billah mindzalik.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang, artinya, “Dan bacakanlah kepada mereka berita kepada orang yang telah kamu berikan kepadanya ayat-ayat Kami, kemudian mereka melepaskan diri dari ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh syetan sampai ia tergoda, maka jadilah ia termasuk orang-orang yang sesat. (QS. Al-A’raf : 175).
Baca Juga : Masjid Al Muhajirin Jelupang Serpong Utara Selenggarakan Pelatihan dan Pemantapan Imam Sholat Berjamaah
Dan kalau Kami menghendaki sesungguhnya Kami tinggikan derajatnya dengan ayat-ayat itu. Tetapi ia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami maka ceritakan lah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al-A’raaf : 176).
Rosulullah bersabda di dalam haditsnya :
“Dan ketahuilah bahwasanya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus-menerus walaupun sedikit.” (HR. Muslim 2818). Hadits ini memberikan beberapa pelajaran, antara lain:
Hendaknya, seluruh kebajikan kita laksanakan secara keseluruhan tanpa pilih-pilih menurut kemampuannya dan dikerjakan secara rutin. menjauhi segala bentuk berlebihan, agar jiwa selalu bersemangat dan lapang, maka dengan ini akan tercapai segala tujuan ibadah, dan sempurna dari berbagai segi. Supaya rutin dalam beramal, suatu amalan meskipun sedikit jika dilakukan secara terus-menerus lebih baik dari pada amalan yang banyak namun terputus. Dengan demikian amalan yang sedikit namun rutin akan memberi buah dan nilai tambah yang berlipat ganda dari pada amalan banyak yang terputus.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan kemudahan di dalam menjalankan amal ibadah secara terus menerus dan mendapatkan limpahan pahala yang berlipat ganda disisi-Nya, Aamin. Tutup Ustadz Dr Masruri, mengakhiri khutbah sholat Jum’at nya di Masjid Al Muhajirin Jelupang.(Are/Red-MBC)
Tidak ada komentar