JOKOWI’S IDOL ATAU JOKOWI’S DOLL?

waktu baca 3 menit
Senin, 16 Jan 2023 05:29 210 Redaksi

Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Kebangsaan) MediaBantenCyber.co.id (MBC) Bandung, Di awal tahun politik 2023 mata rakyat mulai tertuju pada sikap atau tingkah figur sang Presiden. Secara konstitusional Presiden Jokowi harus mengakhiri masa jabatannya pada tahun 2024 nanti. PDIP tidak setuju penambahan atau perpanjangan periode masa jabatan. Megawati dan Jokowi seperti yang kurang akur._______________Baca Juga : Untuk Anda yang Merasa Yakin dan Taklid Buta dengan Ijazah Jokowis

Menarik ucapan Ketum PDIP Megawati bahwa status kepresidenan Jokowi ditentukan oleh PDIP “Pak Jokowi itu ya ngono loh, mentang-mentang. Lah iya padahal Pak Jokowi kalau ga ada PDI Perjuangan juga duh kasihan dah”, seru Megawati yang mengklaim cantik dan kharismatik.

Baca Juga : Talak Tiga untuk Jokowis Hanya Tinggal Menghitung Waktu dan Hari

Meski dikasihani tapi Pak Jokowi masih mencoba menunjukkan eksistensi dan kejumawaannya. Untuk perpanjangan periode tetap menjadi opsi melalui disain dukungan relawan. Pemulihan ekonomi pasca Covid-19 dan gonjang-ganjing atau demoralisasi KPU dapat menjadi alasan.

Ketika perpanjangan dirasakan terlampau berat, maka Jokowi terpaksa memainkan peran sebagai “king maker“. Dalam permainan itu ada idola  (idol) ada pula boneka (doll). Beberapa figur politik dimainkan atau dipermainkan bak “idol” maupun “doll”.

Baca Juga : Gugatan Jokowis Mundur oleh Jalih Pitoeng Didukung Masyarakat Kota Maung

Ganjar Pranowo sebagai pemain “rambut putih“, “sesama Jateng” serta “pelanjut blusukan” dapat menjadi idola sekaligus boneka. Jokowi dan oligarki butuh figur yang mudah dikendalikan dan berfungsi sebagai pengaman pasca berkuasa. Ganjar menjadi pilihan, meski banyak kelemahan bakal tonjokan lawan.

Prabowo Subianto bukan Jokowi’s idol tetapi sangat mungkin untuk menjadi Jokowi’s doll. Lewat isu pasangan Prabowo-Jokowi yang dilambungkan, Prabowo berbunga-bunga seakan direstui Jokowi. Padahal mantan lawan politiknya ini sedang menjadi boneka kayu yang diayunkan untuk kemudian dibanting  dan dimasukkan kotak.

Yang terbaru mainan Jokowi adalah Yusril Ihza Mahendra. Betapa tersanjung nya atas “dukungan serius” yang sesungguhnya “palsu” akibat syarat disuruh cari partai PT 20%. Tidak mudah (Sulit) untuk PBB yang non-parlemen. Yusril CALON KORBAN TIPU MENTAH-MENTAH. Gede rasa dan kepala akan kemampuan jika menjadi Presiden.

Baca Juga : Setelah Rakyat, Jokowis Ngeprank Parpol

Setelah didukung Jokowi ia menyatakan “Saya tahu apa yang bisa dikerjakan jika menjadi Presiden” sambil menyoroti kebanyakan orang yang hendak menjadi Presiden tidak tahu apa yang akan dikerjakan. Bermodal pernah menjadi penulis pidato dan latar belakang akademis yang mumpuni, Yusril sesumbar.

Jokowi rupanya sedang mencari teman untuk bersama-sama hancur  dengan berupaya memerankan diri sebagai “king maker”. Menjadi penentu. Tetapi disadari atau tidak nasib sebenarnya sedang menuju sekarat menghadapi ajal kekuasaan.

Para boneka merasa bahagia didukung Jokowi lalu bersandar habis. Lupa bahwa bersandar pada sesuatu yang rapuh itu berisiko yakni jika sandarannya runtuh, maka ia pun ikut jatuh. Nah, para Jokowi’s idol sesungguhnya merupakan Jokowi’s doll. Ya idola ya boneka. Boneka India eh Cina yang tidak cantik dan tidak kharismatik.(BTL)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

Terbaru
LAINNYA