Provinsi Banten Penyumbang Pengangguran Tertinggi di Indonesia

waktu baca 2 minutes
Selasa, 5 Nov 2019 22:06 0 11014 Redaksi

MediaBantenCyber.co.id – (MBC) Banten, Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Banten Adhi Wiriana mencatat dari 34 provinsi, Banten merajai tingkat pengangguran tertinggi. Angka pengangguran sebesar 8,11 persen.

“Agustus 2019 ini relatif lebih kecil ketimbang Agustus 2018. Turun sebesar 0,4 poin, dari 8,52 persen menjadi 8,11 persen. Tapi angka tersebut masih menjadikan pengangguran Provinsi Banten tertinggi di Indonesia, dan disusul oleh Jawa Barat,” ujarnya, Selasa (5/11/2019).

Adhi mengatakan angka rata – rata Pengangguran Nasional pada periode Agustus 2019 berada pada angka 5,28 persen. Dia menerangkan kemarau panjang menjadi salah satu sebab, yakni banyaknya petani yang menganggur.

Penyebab lainnya ialah sejumlah perusahaan gulung tikar dan terjadi pemutusan hubungan kerja. Tak hanya itu, sejumlah Perusahaan di Banten pindah keluar daerah.

“Industri yang ada di Banten seperti Krakatau Steel kemarin banyak melakukan pemecatan, dan juga ada peralihan dua industri di Tangerang Selatan, sehingga pengangguran meningkat,” jelasnya.

Dikutip MediaBantenCyber.co.id (MBC) dari media nasional, Adhi menuturkan Kabupaten Serang menjadi wilayah dengan pengangguran tertinggi di Banten. Meski angka pengangguran mengalami penurunan dari 12.58 persen menjadi 10.65 persen.

“Berarti Pemkab Serang sudah berusaha maksimal untuk menurunkan angka pengangguran. Kenapa besar? karena di Kabupaten Serang kawasan industri, sehingga banyak pendatang dari luar daerah yang ingin mencari kerja. Sementara yang datang belum tentu diterima semua,” katanya.

Adhi menuturkan lulusan SMK di Provinsi Banten belum link and match dengan kebutuhan lapangan pekerjaan yang ada. Dia menyarankan agar kurikulum SMK disesuaikan dengan revolusi industri 4.0

“Misal SMK otomotif, padahal di sini tidak ada Pabrik mobil, yang biasanya ada di Bekasi itu mengakibatkan lulusannya tidak diterima pasar kerja,” ungkapnya.

Sedangkan lulusan perguruan tinggi menyumbang angka pengangguran 0,4 persen.

“Sekarang ini bagaimana perguruan tinggi supaya diterima pasaran kerja sesuai kebutuhan pasar kerja,” tutupnya. (Red)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

LAINNYA
Open chat
Hello
Can we help you?